A Visit To Ruang Logistik
Gw dah menyinggung tentang ini di postingan sebelumnya. Rasa-rasanya ngomongin MOS tuh ga afdhol kalo ga ngebahas tentang ruangan ini. Yup, ini adalah ruang "angker" yang paling ditakuti oleh para peserta MOS. *lebay* Tapi bisa dibilang ini adalah ruang “penyiksaan” bagi para pelanggar aturan selama MOS berlangsung. How do I know? karna gw pernah jadi korbannya, nyahahaha.. terbebas dari hukuman di hari pertama (gara-gara gw ga hapal plat mobil sendiri, plus si senior yang buta warna), akhirnya di hari ke-3 gw terjaring juga (ikaaan kali dijaring). Gw dateng terlambat waktu itu, lagian jadwalnya juga kepagian siih, masa jam 5.20 am dah disuruh ngumpul di sekolahan? kenapa ga sekalian aja disuruh nginep? (-_-)’ ga kebayang nasib murid lain yang rumahnya lebih jauh lagi..
OK, back to the story. Karna telat, kartu peserta gw pun ditahan, dan diharuskan untuk mengambilnya di ruang logistik pada jam istirahat. Dengan perasaan waswas, gw pun melangkah menuju ruang itu. Ruang logistiknya belum terlihat, tapi aura angker-nya sudah menyeruak (halaah). Betapa tidak, dari jarak sekitar 30 m dari ruang logistik, akan ditemui beberapa orang panitia logistik (yang umumnya bertampang galak), satu diantaranya berdiri diatas meja (yang paling galak). Dan “penyiksaan”-pun dimulai dari sana. Para korban disuruh berjongkok sambil menunduk, dengan kedua tangan dibelakang kepala, dan “digiring” menuju ruang logistik sambil dibentak-bentak. Persis seperti tahanan perang. Untungnya gw ga sendirian, karna yang melanggar peraturan ternyata sangat banyak, haha.. *ehh??*
Memasuki ruang logistik, siapkan mental yang kuat dan telinga yang tebal, karna akan ada banyak gertakan dan bentakan disana. Hukumannya sih “standar”, ga ampe melanggar HAM.. (x_X) begitu tiba di dalam, pertama kali kita disuruh mencari kartu peserta kita yang ditebar tak beraturan di lantai ruangan, kalo dah ketemu serahkan ke segerombolan panitia, then do what they want (ada yang disuruh menyanyi, menari, kenalan dengan senior yang ditunjuk, macem-macem dah). Gw sendiri waktu itu disuruh nyanyi lagu "peteng bebek engse" (karna semua huruf vokalnya harus diganti dengan huruf "E"), sambil joget. Untuk pelanggaran yang agak berat disuruh push up, atau diberi tugas tambahan untuk dikumpulkan keesokan harinya. Untungnya kontak fisik dilarang. Tapi bentakannya itu looohh.. beberapa siswi malah ada yang sampai menangis karna ga tahan dibentak. Kalo gw boro-boro nangis, dan entah kenapa itu bikin gw makin jadi bulan-bulanan senior.
Gw inget seorang senior cewe yang ada di ruangan itu nyamperin gw, melototin gw, trus tereak di depan muka gw. Dia bilang : “HEH, TAMPANG LO SENGAK BANGET! MO NANTANGIN GUE YA?!!!” Gw bingung, sapa juga yang nantangin.. dan gw pun menjawab sekenanya : “Nggak teh, ini emang dari sononya”.. (-_-)” well, tampaknya gw dah memenuhi syarat awal untuk menjadi panitia logistik.. :hammer
OK, back to the story. Karna telat, kartu peserta gw pun ditahan, dan diharuskan untuk mengambilnya di ruang logistik pada jam istirahat. Dengan perasaan waswas, gw pun melangkah menuju ruang itu. Ruang logistiknya belum terlihat, tapi aura angker-nya sudah menyeruak (halaah). Betapa tidak, dari jarak sekitar 30 m dari ruang logistik, akan ditemui beberapa orang panitia logistik (yang umumnya bertampang galak), satu diantaranya berdiri diatas meja (yang paling galak). Dan “penyiksaan”-pun dimulai dari sana. Para korban disuruh berjongkok sambil menunduk, dengan kedua tangan dibelakang kepala, dan “digiring” menuju ruang logistik sambil dibentak-bentak. Persis seperti tahanan perang. Untungnya gw ga sendirian, karna yang melanggar peraturan ternyata sangat banyak, haha.. *ehh??*
Memasuki ruang logistik, siapkan mental yang kuat dan telinga yang tebal, karna akan ada banyak gertakan dan bentakan disana. Hukumannya sih “standar”, ga ampe melanggar HAM.. (x_X) begitu tiba di dalam, pertama kali kita disuruh mencari kartu peserta kita yang ditebar tak beraturan di lantai ruangan, kalo dah ketemu serahkan ke segerombolan panitia, then do what they want (ada yang disuruh menyanyi, menari, kenalan dengan senior yang ditunjuk, macem-macem dah). Gw sendiri waktu itu disuruh nyanyi lagu "peteng bebek engse" (karna semua huruf vokalnya harus diganti dengan huruf "E"), sambil joget. Untuk pelanggaran yang agak berat disuruh push up, atau diberi tugas tambahan untuk dikumpulkan keesokan harinya. Untungnya kontak fisik dilarang. Tapi bentakannya itu looohh.. beberapa siswi malah ada yang sampai menangis karna ga tahan dibentak. Kalo gw boro-boro nangis, dan entah kenapa itu bikin gw makin jadi bulan-bulanan senior.
Gw inget seorang senior cewe yang ada di ruangan itu nyamperin gw, melototin gw, trus tereak di depan muka gw. Dia bilang : “HEH, TAMPANG LO SENGAK BANGET! MO NANTANGIN GUE YA?!!!” Gw bingung, sapa juga yang nantangin.. dan gw pun menjawab sekenanya : “Nggak teh, ini emang dari sononya”.. (-_-)” well, tampaknya gw dah memenuhi syarat awal untuk menjadi panitia logistik.. :hammer
Comments
Post a Comment