Tragedi (Rumah) Berdarah

Ini sebenernya postingan lama yang ga jadi-jadi dipublish karna blognya keburu hibernasi, hehe.. well, mungkin judulnya terlalu lebay. but wait, cerita ini ga ada hubungannya dengan adegan-adegan supranatural. walau kejadian sebenarnya memang mengandung unsur "darah". so, bagi yang ga kuat mentalnya diharapkan untuk tidak membaca postingan ini (halaah)..

Kejadiannya sendiri terjadi sekitar 5 taun yang lalu. alkisah, di suatu pagi yang cerah, terlihat suatu kesibukan yang tidak biasa di suatu rumah dimana gw tinggal. Si ibu (our house keeper) yang biasanya dateng jam 8 pagi, hari itu dah nongol dari jam 6, dan mulai menyibukkan diri dengan kegiatan masak-memasak, dibantu kakak ipar gw. gw sendiri juga ikutan sibuk (sibuk ngeliatin orang-orang yang lagi sibuk, hehe).. ada apakah gerangan? ternyata di rumah itu, pada hari itu, akan kedatangan tamu dari TK. Khoiru Ummah, dimana ponakan gw (Balqis dan Nada) bersekolah (Balqis itu ponakan dari my brother, while Nada dari my sister). Cerita bermula dari keinginan (tepatnya tuntutan) Balqis, untuk mengajak teman-teman sekelasnya di TK untuk berkunjung ke rumahnya. acara kunjungan ke rumah-rumah murid memang merupakan bagian dari program rutin di sekolahnya sebagai upaya untuk mempererat silaturrahmi antar teman sekelas, guru, dan orang tua murid. cuma biasanya acara kunjungan tersebut dilakukan berdasarkan rekomendasi dari guru, orang tua murid, atau pendapat teman-teman sekelas. tetapi kali ini berbeda, tanpa usulan dari teman-temannya, tanpa rekomendasi dari guru, bahkan tanpa sepengetahuan orang tua-nya sendiri, Balqis berinisiatif merekomendasikan rumahnya sendiri dalam program kunjungan berikutnya (yang dikira sang guru merupakan rekomendasi dari orang tuanya). parahnya lagi, Balqis baru ngasih tau orang rumah pada H-2. kita sempet kaget, tumben-tumbenan.. karna dah hampir 2 tahun di kelas 0 besar (yup, Balqis harus menjalani masa 2 tahun sebagai murid kelas 0 besar karna ngomongnya masih berantakan. manggil bu guru aja jadi "bu bulu", hehe), baru kali ini acara kunjungan diadain di rumah Balqis. (ya iyalaahh.. siapa juga yang mau merekomendasikan murid paling usil bin jail seantero TK, haha.. kecil-kecil dah punya reputasi buruk, tukang nangisin anak orang. beda banget ama tantenya yang polos, kalem, jujur, bersahaja, dan suka menolong ini.. (-_-)'

Rombongan bakal dateng jam 9, jadi seisi rumah semakin sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. untungnya sebelum jam 9 dah beres semua. tinggal menunggu rombongan datang. gw ngebayangin rombongan bakal dateng dengan tertib, murid-murid berkumpul rapi di depan pintu, dan dengan komando dari bu guru mereka serempak mengucapkan salam. ternyata ekspektasi gw meleset. sekitar jam 9, yang terdengar malah suara gaduh dari depan rumah.

Anak 1 : "huuuuaaaaaaaa......aaaaaaa".. *nangis sekenceng-kencengnya*
Guru 1 : "sssstt.. sayang, anak kuat.. udah, jangan nangis ya, ntar diobatin.."
Guru 2 : "assalamu'alaikuuum.."
Anak 2, 3 : "assalamu'alaikuuum.."
Anak 4, 5, dst : *ngobrol ga jelas*
 
oh, rombongan datang! tapi koq ada yang nangis? sejurus kemudian...
Ka Helen : "Piiit, ada kapas ga? ama ambilin air anget, biar lukanya dibersihin. sekalian ama madu ya!" gw yang lagi pake kerudung di kamar jadi cengo.. (haaah?! et dah..belum apa-apa dah ada yg luka aja). setelah menyerahkan kapas dan air anget, gw sempet ngeliat sosok seorang anak perempuan meraung-raung kesakitan di pangkuan gurunya. bajunya kotor, lututnya lecet, bibirnya berdarah, dan.. jontor! gede banget pula! ahahaha.. *ooopss* but wait.. kayanya gw kenal ma nih anak.. oiyaa, itu kan si Nada, ponakan gw! *gubrak!* jadi ceritanya, Nada memproklamirkan dirinya sebagai guide, karena diantara rombongan cuma dia yang paling tau rumah Balqis (lha iyaa, wong sepupuan, hehe. sementara Balqis sendiri menunggu di rumahnya, ga ikut rombongan). nah, begitu turun dari angkot, Nada langsung mengambil posisi paling depan, bersiap untuk "memandu" rombongan dengan semangat 45. dia mengambil jalan pintas, melewati sederetan anak tangga yang berjumlah puluhan sambil berlari-lari kecil (saking exited-nya). bu guru mengejar sambil memberi "warning", tapi... *BRUG!* terlambat. Nada jatuh tersungkur di beberapa step terakhir dengan posisi bibir yang sukses "mencium" anak tangga. jontor dah! jiahahah..

well, meski satu orang murid terluka, but the show must go on.. setelah introduction dan sedikit basa-basi, acara inti pun dimulai (apalagi kalo bukan acara makan-makan, hehe). dilanjut acara "show off", seperti menyanyi, hapalan do'a, hapalan ayat.. khas anak TK deh, hehe. mendekati zuhur, rombongan siap-siap pulang. sementara para guru sibuk nyiapin barang-barang anak didiknya, sebagian anak sudah keluar duluan, nyempet-nyempetin maen di halaman depan. belum selesai sang guru beres-beres, tiba-tiba terdengar suara gaduh lagi dari depan rumah. "whuaaaaa....aaa..." eh, ada yang nangis (lagi)! semua langsung berhamburan keluar, termasuk gw. (aya naon deui yeuh?) ternyata eh ternyata, ada 2 orang murid lelaki yang menangis, yang satu sambil megangin telapak kakinya, yang satu lagi sambil megangin keningnya. sementara anak-anak yang lain ada yang berusaha menghampiri dengan tampang penasaran, ada yang sibuk ngomporin temennya yang nangis, ada yang cengo, ada yang ikut nangis melihat temannya nangis, ada yang ga peduli and sibuk ngobrol sendiri (hadeehh..), dan ada pula yang heboh mengadu ke bu guru.

si pengadu : "bu guru, bu guru.. si A dan si B (gw lupa namanya) abis berantem!"
bu guru : "haa?? kenapa berantem?" sambil mendekati kedua anak yang menangis.
si anak pengadu-pun menceritakan kejadian yang baru saja disaksikannya dengan semangat yang berapi-api (bak seorang reporter yang melakukan live report dari medan perang), dia bercerita panjang lebar, dengan alur maju-mundur-kanan-kiri (pabeulit maksudnya). tapi untungnya bisa dimengerti. jadi ceritanya si A dan si B tiba-tiba terlibat adu mulut (ga tau asal-muasalnya kenapa), yang kemudian berlanjut dengan adu lempar batu. hebatnya, lemparan keduanya tepat mengenai lawan masing-masing. hasilnya, si A keningnya bocor, sementara si B kuku jempolnya terbelah dua, ampe keliatan dagingnya.. hiiiiy.. orang rumah langsung panik, sang guru apalagi. segala perlengkapan yang ada pun dikeluarkan : air panas, kapas kecantikan, alkohol, dettol, kain kasa, plester, betadine. tugas P3K pun gw serahkan kepada sang guru dan kaka ipar gw, coz gw sendiri ga tahan liat darah, heuuu...

akhirnya, situasi mulai terkendali. luka sudah diobati. si murid mulai mengurangi intensitas menangis, meski wajahnya masih pucat pasi. sang guru tak kalah pucatnya, mungkin lagi mikir mencari cara terbaik untuk menjelaskan kondisi sebenarnya ke orang tua murid korban. kasian.. rombongan pun bersiap-siap untuk pulang, kecuali 2 korban terakhir, kayanya nyangkut dulu di klinik terdekat. well, mengingat kejadian naas pada hari itu, tak heran jika kunjungan tersebut merupakan kunjungan yang pertama, sekaligus yang terakhir ke rumah ini.. (-_-)'

PS : kalo penasaran dengan wujud ponakan gw yang disebut disini, here they are : (Balqis in blue, Nada in pink) :D

Comments

Popular posts from this blog

Sweet Memories on June 13th (part 1)

MOS..!! (duuuh)

Newbie (part 1)